FROM EVERY WOUND THERE I SCAR,AND EVERY SCAR TELLS A STORY.
A STORY THAT SAYS :
" I HAVE SURVIVED "
"TURN YOUR WOUNDS INTO WISDOM"
Oche Musketeer
Jumat, 30 Mei 2014
Rabu, 19 Februari 2014
Minggu, 08 September 2013
SDM Tugas II
MAKALAH
Tugas II
PENGARUH KENAIKAN BBM TERHADAP
PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA
DISUSUN OLEH :
RIZUMI
017407549
PROGRAM
STUDI S1
EKONOMI
MANAJEMEN
TAHUN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak
(BBM) dalam negeri menyebabkan perubahan perekonomian secara drastis. Kenaikan
BBM ini akan diikuti oleh naiknya harga barang-barang dan jasa-jasa di
masyarakat. Kenaikan harga barang dan jasa ini menyebabkan tingkat inflasi di
Indonesia mengalami kenaikan dan mempersulit perekonomian masyarakat terutama
masyarakat yang berpenghasilan tetap.
Jika terjadi kenaikan harga BBM di negara ini, akan sangat
berpengaruh terhadap permintaan (demand) dan penawaran (supply). Permintaan
adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli
barang yang bersangkutan . Sementara penawaran adalah banyaknya jumlah barang
dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga dan waktu tertentu.
Permintaan dari masyarakat akan berkurang karena harga
barang dan jasa yang ditawarkan mengalami kenaikan. Begitu juga dengan
penawaran, akan berkurang akibat permintaan dari masyarakat menurun. Harga
barang-barang dan jasa-jasa menjadi melonjak akibat dari naiknya biaya produksi
dari barang dan jasa. Ini adalah imbas dari kenaikan harga BBM. Hal ini sesuai
dengan hukum permintaan, “Jika harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang
diminta akan turun, dan sebaliknya jika
harga barang turun, jumlah barang yang diminta akan bertambah. Masalah lain
yang akan muncul akibat dari kenaikan harga BBM adalah kekhawatiran akan
terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Ini terjadi karena dampak kenaikan harga
barang dan jasa yang terjadi akibat komponen biaya yang mengalami kenaikan.
Kondisi perekonomian Indonesia juga akan mengalami masalah. Daya beli
masyarakat akan menurun, munculnya pengangguran baru, dan sebagainya.
Inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga BBM tidak dapat
atau sulit untuk dihindari, karena BBM adalah unsur vital dalam proses produksi
dan distribusi barang. Disisi lain, kenaikan harga BBM juga tidak dapat
dihindari, karena membebani APBN. Sehingga Indonesia sulit untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi, baik itu tingkat investasi, maupun pembangunan-pembangunan
lain yang dapat memajukan kondisi ekonomi nasional.
Dengan naiknya tingkat inflasi, diperlukan langkah-langkah
atau kebijakan-kebijakan untuk mengatasinya, demi menjaga kestabilan
perekonomian nasional. Diperlukan kebijakan pemerintah, dalam hal ini Bank
Sentral yakni Bank Indonesia untuk mengatur jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Jumlah uang yang beredar di masyarakat ini berhubungan dengan
tingkat inflasi yang terjadi. Banyaknya uang yang beredar di masyarakat ini
adalah dampak konkret dari kenaikan harga BBM.
Bank Indonesia selaku lembaga yang memiliki wewenang untuk
mengatasi masalah ini, selain pemerintah tentunya, bertugas untuk mengatur
jumlah uang yang beredar di masyarakat. Salah satu langkah yang dilakukan untuk mengatasi
inflasi ini adalah dengan mengatur tingkat suku bunga. Kebijakan menaikan dan
menurunkan tingkat suku bunga ini dikenal dengan sebutan politik diskonto yang
merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter.
Dari latar belakang diatas, maka dalam makalah ini penulis
akan membahas mengenai “Dampak Kenaikan
Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Tingkat Inflasi dan Perekonomian
Indonesia”.
B. Rumusan
Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah mengenai dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap
perekonomian Indonesia, yang didalamnya juga berdampak pada tingkat inflasi.
Masalah ini diambil karena kenaikan harga BBM dapat mempengaruhi kondisi
perekonomian nasional. Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa saja dampak dari kenaikan harga
BBM?
2. Bagaimana dampak kenaikan harga BBM
terhadap inflasi dan perekonomian Indonesia?
3. Bagaimana langkah yang ditempuh
pemerintah untuk mengatasi inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM?
C. Tujuan
Makalah
Dari masalah diatas, secara garis besar tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai dampak dari kenaikan
harga BBM. Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar dapat mengetahui secara
jelas mengenai :
1. Dampak dari kenaikan harga BBM, baik
itu dampak positif maupun dampak negatifnya.
2. Dapat mengetahui mengenai dampak
kenaikan harga BBM terhadap inflasi yang
akan terjadi.
3. Mengetahui langkah-langkah
pemerintah dalam mengatasi inflasi.
D. Manfaat
Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan
kegunaaan atau manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara
teoritis, makalah ini berguna sebagai pengembangan ilmu, sesuai dengan
masalah yang dibahas dalam makalah ini.
Secara praktis, makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. penulis, seluruh kegiatan penyusunan
dan hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengalaman,
wawasan dan ilmu dari masalah yang dibahas dalam makalah ini;
2. pembaca, makalah ini daharapkan
dapat dijadikan sebagai sumber tambahan dan sumber informasi dalam menambah
wawasan pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan
Teoretis
1.
Pengertian Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, kata inflasi sering
muncul, terutama jika dalam pembahasan mengenai ilmu ekonomi makro. Begitu juga
dalam masalah keuangan dan perbankan. Secara sederhana, inflasi dapat diartikan
sebagai turunnya atau melemahnya nilai mata uang akibat banyaknya jumlah uang
yang beredar dimasyarakat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata inflasi memiliki arti kemerosotan nilai uang
(kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan
naiknya harga barang-barang .
Inflasi adalah suatu gejala ekonomi dimana terjadi
kemerosotan nilai uang karena banyaknya uang yang beredar atau suatu keadaan
yang menyatakan terjadinya kenaikan harga-harga secara umum dan menunjukan
suatu proses turunnya nilai uang secara continue.
Pendapat lain menyatakan bahwa inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus-menerus berkaitan dengan
mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi
atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran
distribusi barang
. Inflasi terjadi apabila tingkat harga dan biaya umum naik; harga bahan pokok,
harga bahan bakar, tingkat upah, harga tanah, sewa barang-barang modal juga
naik . Ada beberapa pengertian inflasi yang disampaikan para ahli. Dalam
definisi lain, inflasi merupakan proses dimana terjadinya kenaikan harga
barang-barang dan jasa-jasa secara menyeluruh dalam satu periode tertentu,
biasanya dalam satu tahun. Inflasi terjadi ketika harga mengalami. Berdasarkan berbagai definisi yang
telah dikemukakan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum
inflasi adalah suatu gejala naiknya harga secara terus-menerus (berkelanjutan)
terhadap sejumlah barang. Kenaikan yang sifatnya sementara tidak dikatakan
inflasi dan kenaikan harga terhadap satu jenis komoditi juga tidak dikatakan
inflasi.
2.
Pengertian Perekonomian
Sebelum membahas perekonomian, perlu
dibahas mengenai ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi merupakan suatu studi tentang
perilaku orang dan masyarakat dalam memilih dan menggunakan sumberdaya yang
langka dan yang memiliki beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka
memproduksi berbagai komoditi, untuk kemudian menyalurkannya - baik saat ini
maupun dimasa depan – kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam
suatu masyarakat.
Sementara secara etimologi, kata ekonomi berasal dari bahasa
Yunani, yaitu Oikos, yang berarti
rumah tangga, dan Nomos, yang berarti
aturan. Jadi ekonomi secara bahasa
adalah aturan rumah tangga. Secara istilah ilmu ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari berbagai tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, ekonomi diartikan
sebagai ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian
barang-barang serta kekayaan (seperti keuangan, perindustrian dan perdagangan)
(Depdiknas, 2005:287). Sementara perekonomian diartikan sebagai tindakan
(aturan atau cara) berekonomi (Depdiknas, 2005:287). Dalam suatu Negara,
ekonomi merupakan suatu tata kehidupan yang sangat penting. Perekonomian di
suatu Negara merupakan suatu system yang digunakan oleh pemerintah untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya, baik itu sumber daya alam maupun
sumber daya manusia.
B. Pembahasan
Pada bagian pembahasan ini, penulis membahas mengenai
permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah.
Masalah-masalah ini dibahas dan disesuaikan dengan teori-teori yang sesuai
dengan permasalahan.
1.
Jenis-Jenis Inflasi
a. Berdasarkan
Tingkat Keparahan
1. Inflasi ringan (creeping inflation)
2. Besarnya inflasi ini di bawah 10%
dalam setahun.
3. Inflasi sedang
4. Besarnya inflasi antara 10% - 30%
setahun.
3. Inflasi berat
5. Besarnya inflasi antara 30% - 100%.
4. Hiperinflasi
6. Besarnya inflasi ini diatas 100%
dalam setahun.
b. Berdasarkan
Sumbernya
1.
Importer Inflation
Inflasi
ini berasal atau bersumber dari luar negeri, yang terjadi karena adanya
kecenderungan kenaikan barang-barang di luar negeri.
2.
Domestic Inflation
Inflasi
ini berasal atau bersumber dari dalam negeri sendiri, yang akan memengaruhi
pertumbuhan perekonomian dalam negeri. Domestic inflation terjadi akibat
terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang
baru dan gagalnya pasar yang berakibat
harga mengalami kenaikan.
c.
Berdasarkan Penyebabnya
1.
Demand Full Inflation
Adalah
inflasi yang timbul karena adanya kenaikan yang sangat tinggi terhadap permintaan
barang dan jasa.
2.
Cost Push Inflation
Adalah
inflasi yang terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi barang-barang dan
jasa-jasa, bukan karena adanya ketidak seimbangan antara permintaan dan
penawaran.
Selain
demand full inflation dan cost push inflation, ada beberapa jenis inflasi jika
dilihat dari faktor penyebabnya, yaitu:
1.
Inflasi
Tarikan Permintaan
Inflasi tarikan permintaan terjadi
sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat (AD) yang terlalu besar
atau pesat dibandingkan dengan penawaran atau produksi agregat.
2.
Inflasi Dorongan Biaya
Inflasi dorongan biaya terjadi
sebagai akibat adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan
produktivitas dan efisiensi proses produksi dari suatu perusahaan.
3.
Inflasi Struktural
Inflasi
struktural terjadi akibat dari berbagai kendala atau kekakuan struktural yang
menyebabkan penawaran menjadi tidak responsif terhadap permintaan yang
meningkat.
d.
Penyebab Terjadinya Inflasi
Inflasi terjadi apabila tingkat
harga dan biaya umum naik; harga bahan pokok, harga bahan bakar, tingkat upah,
harga tanah, sewa barang-barang modal juga naik. Selain itu, inflasi juga
diakibatkan oleh:
a. Pengeluaran pemerintah lebih banyak
dari permintaan,
b. Adanya tuntutan upah yang tinggi,
c. Adanya lonjakan permintaan
barang-barang dan jasa-jasa,
d. Adanya kenaikan dalam biaya
produksi.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan
permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan
(tekanan) produksi dan distribusi (kurangnya produksi (product or service) juga
termasuk kurangnya distribusi). Untuk sebab
pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank
Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government)
seperti kebijakan fiskal
(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur dan regulasi.
Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi
akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh
membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan
memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau
likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut.
Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga
faktor
produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu
kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam
situasi full employment, dimanana biasanya lebih disebabkan
oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya
likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama
tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan
suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor
industri keuangan.
Inflasi desakan
biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi
dan juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, meskipun permintaan secara umum tidak ada
perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran
distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata
permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum
permintaan dan penawaran, atau
juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk
tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi
sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di
sumber produksi, bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk
menghasilkan produksi, aksi spekulasi (penimbunan), sehingga memicu kelangkaan
produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat
terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan
peranan yang sangat penting.
Jika dihubungkan dengan kenaikan
harga BBM, inflasi yang terjadi disebabkan oleh adanya tekanan dalam proses
produksi dan distribusi. Para produsen akan mengurangi jumlah barang yang akan
diproduksi atas pertimbangan biaya produksi yang melonjak. Kalaupun proses
produksi tetap lancar, proses distribusi lah yang akan menghambatnya. Akibat
dari kenaikan harga BBM biaya atau ongkos untuk mendistribusikan barang hasil
produksi akan mengalami kenaikan.
e. Dampak
Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
Dalam
situasi ekonomi masyarakat yang sulit, maka kenaikan BBM bisa kontraproduktif.
Kenaikan harga BBM akan menimbulkan kemarahan masal, sehingga ketidakstabilan
dimasyarakat akan meluas sebagian
masyarakat merasa tidak siap untuk menerima kenaikan harga BBM. Kenaikan BBM
ini merupakan tindakan pemerintah yang beresiko tinggi. Meskipun demikian,
kenaikan harga BBM juga dapat menimbulkan dampak yang positif.
a. Dampak
Positif
1. Munculnya bahan bakar dan kendaraan alternative
seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia, muncul berbagai bahan bakar
alternatif baru. Yang sudah di kenal oleh masyarakat luas adalah BBG (Bahan
Bakar Gas). Harga juga lebih murah dibandingkan dengan harga BBM bersubsidi.
Ada juga bahan bakar yang terbuat dari kelapa sawit. Tentunya bukan hal sulit
untuk menciptakan bahan bakar alternatif mengingat Indonesia adalah Negara yang
kaya akan Sumber Daya Alam. Selain itu, akan muncul juga berbagai kendaraan
pengganti yang tidak menggunakan BBM, misalnya saja mobil listrik, mobil yang
berbahan bakar gas, dan kendaraan lainnya. Pembangunan Nasional akan lebih
pesat.
2. Pembangunan nasional akan lebih
pesat karena dana APBN yang awalnya
digunakan untuk memberikan subsidi BBM, jika harga BBM naik, maka subsidi
dicabut dan dialihkan untuk digunakan dalam pembangunan di berbagai wilayah
hingga ke seluruh daerah.Hematnya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
3. Jika harga BBM mengalami kenaikan,
maka jumlah subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah akan berkurang. Sehingga
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat diminimalisasi. Mengurangi
Pencemaran Udara
4. Jika harga BBM mengalami kenaikan,
masyarakat akan mengurangi pemakaian bahan bakar. Sehingga hasil pembuangan
dari bahan bakar tersebut dapat berkurang, dan akan berpengaruh pada tingkat
kebersihan udara.
b. Dampak
Negatif
1. Harga barang-barang dan jasa-jasa
menjadi lebih mahal. Harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan disebabkan
oleh naiknya biaya produksi sebagai imbas dari naiknya harga bahan bakar.
2. Apabila harga BBM memang dinaikkan,
maka akan berdampak bagi perekonomian khususnya UMKM (usaha mikro, kecil dan
menengah)
3. Meningkatnya biaya produksi yang diakibatkan
oleh: misalnya harga bahan, beban transportasi dll.
4. Kondisi keuangan UMKM menjadi rapuh,
maka rantai perekonomian akan terputus.
5. Terjadi Peningkatan jumlah
pengangguran.
6. Dengan meningkatnya biaya operasi
perusahaan, maka kemungkinan akan terjadi PHK.
7. Inflasi
Inflasi akan terjadi jika harga BBM
menglami kenaikan. Inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi
suatu barang atau jasa.
f. Dampak
Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Inflasi dan Perekonomian
Jika terjadi kenaikan harga BBM,
maka akan terjadi inflasi. Terjadinya inflasi ini tidak dapat dihindari karena
bahan bakar, dalam hal ini premium, merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat,
dan merupakan jenis barang komplementer. Meskipun ada berbagai cara untuk
mengganti penggunaan BBM, tapi BBM tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat sehari-hari.
Inflasi akan terjadi karena apabila
subsidi BBM dicabut, harga BBM akan naik. Masyarakat mengurangi pembelian BBM.
Uang tidak tersalurkan ke pemerintah tapi tetap banyak beredar di masyarakat.
Jika harga BBM naik, harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan pula.
Terutama dalam biaya produksi. Inflasi yang terjadi dalam kasus ini adalah “Cost Push Inflation”. Karena inflasi ini
terjadi karena adanya kenaikan dalam biaya produksi. Ini jika inflasi dilihat
berdasarkan penyebabnya. Sementara jika dilihat berdasarkan sumbernya, yang
akan terjadi adalah “Domestic Inflation”,
sehingga akan berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri.
Kenaikan
harga BBM akan membawa pengaruh terhadap kehidupan iklim berinvestasi. Biasanya
kenaikan BBM akan mengakibatkan naiknya biaya produksi, naiknya biaya
distribusi dan menaikan juga inflasi. Harga barang-barang menjadi lebih mahal,
daya beli merosot, kerena penghasilan masyarakat yang tetap. Ujungnya perekonomian
akan stagnan dan tingkat kesejahteraan terganggu. Di sisi lain, kredit macet
semakin kembali meningkat, yang paling parah adalah semakin sempitnya lapangan
kerja karena dunia usaha menyesuaikan produksinya sesuai dengan kenaikan harga
serta penurunan permintaan barang. Hal-hal di atas terjadi jika harga BBM
dinaikkan, Bagaimana jika tidak? Subsidi pemerintah terhadap BBM akan semakin
meningkat juga. Meskipun negara kita merupakan penghasil minyak, dalam
kenyataannya untuk memproduksi BBM kita masih membutuhkan impor bahan baku
minyak juga. Dengan tidak adanya kenaikan BBM, subsidi yang harus disediakan
pemerintah juga semakin besar. Untuk menutupi sumber subsidi, salah satunya
adalah kenaikan pendapatan ekspor. Karena kenaikan harga minyak dunia juga mendorong
naiknya harga ekspor komoditas tertentu. Seperti kelapa sawit, karena minyak
sawit mentah (CPO) merupakan subsidi minyak bumi. Income dari naiknya harga CPO
tidak akan sebanding dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk subsidi
minyak.
g.
Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian Nasional
Kenaikan
harga BBM berdampak pada meningkatnya inflasi. Dampak dari terjadinya inflasi
terhadap perekonomian nasional adalah sebagai berikut:
1. Inflasi akan mengakibatkan perubahan
output dan kesempatan kerja di masyarakat,
2. Inflasi dapat mengakibatkan ketidak
merataan pendapatan dalam masyarakat,
3. Inflasi dapat menyebabkan penurunan
efisiensi ekonomi.
Inflasi
memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi
itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong
perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat
orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya,
dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan
perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak
bersemangat kerja, menabung,
atau mengadakan investasi dan produksi karena harga
meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri
atau karyawan swasta serta
kaum buruh juga akan
kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi
semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Sementara dampak inflasi bagi masyarakat, ada yang merasa
dirugikan dan ada juga yang diuntungkan. Golongan masyarakat yang dirugikan
adalah golongan masyarakat yang berpenghasilan tetap, masyarakat yang menyimpan
hartanya dalam bentuk uang, dan para kreditur. Sementara golongan masyarakat
yang diuntungkan adalah kaum spekulan, para pedagang dan industriawan, dan para
debitur.
Inflasi dapat dikatakan sebagai salah satu indikator untuk
melihat stabilitas ekonomi suatu wilayah negara atau daerah. Yang mana tingkat
inflasi menunjukkan perkembangan harga barang dan jasa secara umum yang dihitung
dari indeks harga konsumen (IHK). Dengan demikian angka inflasi sangat
mempengaruhi daya beli masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan disisi lain
juga mempengaruhi besarnya produksi dari suatu barang dan jasa.
h.
Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Inflasi
Beberapa
kebijakan yang dapat diambil pemerintah untuk mengatasi terjadinya inflasi
adalah sebagai berikut:
a. Kebijakan
Moneter
1.
Politik Diskonto
Untuk mengatasi terjadinya inflasi, maka bank sentral harus
mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara bank sentral akan menaikan
tingkat suku bunga pinjaman kepada bank umum. Kebijakan ini juga disebut dengan
Rediscount Policy atau kebijakan suku
bunga.
2.
Politik Pasar Terbuka (Open Market Policy)
Dalam politik pasar terbuka, bank sentral akan menjual (jika
terjadi inflasi) atau membeli (jika terjadi deflasi) surat-surat berharga
kepada masyarakat, sehingga ada arus uang yang masuk dari masyarakat ke bank
sentral.
3.
Menaikan Cash Ratio (Persediaan Kas)
Cash Ratio merupakan perbandingan antara kekayaan suatu bank
dengan kewajiban yang harus dibayarkan. Untuk mengatasi inflasi, bank sentral
akan menaikan cadangan kas bank-bank umum sehingga jumlah uang yang bisa
diedarkan oleh bank umum kepada masyarakat akan berkurang.
4.
Kebijakan Kredit Selektif (Selective Credit Control)
Untuk mengatasi inflasi atau mengurangi jumlah uang yang
beredar di masyarakat, maka diambil kebijakan memperketat kredit atau pinjaman
bagi masyarakat.
5.
Margin Requirements
Kebijakan ini digunakan untuk membatasi penggunaan untuk
tujuan-tujuan pembelian surat berharga.
Kebijakan Fiskal
Dalam kebijakan fiskal, untuk
mengatasi inflasi pemerintah harus mengatur penerimaan dan pengeluaran yang
dilakukan pemerintah. Dalam hal penerimaan, pemerintah bisa menaikan tarif
pajak, sehingga jumlah penerimaan pemerintah meningkat. Kebijakan yang kedua adalah Expenditure Reducing, yakni mengurangi
pengeluaran yang konsumtif, sehingga akan mempengaruhi terhadap permintaan
(Demand Full Inflation).
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis dapat
mengemukakan simpulan dari masalah yang dibahas. Inflasi merupakan melemahnya
atau menurunnya nilai mata uang karena banyaknya jumlah uang yang beredar
dimasyarakat, atau suatau keadaan dimana terjadinya kenaikan harga-harga secara
umum dan terjadi secara terus-menerus (continue).
Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak bagi
masyarakat. Baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak yang
signifikan akan terjadi pada tingkat inflasi dan pada kondisi perekonomian
nasional. Dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi adalah akan terjadi
kenaikan pada tingkat persentase inflasi. Jumlah uang yang beredar di
masyarakat akan bertambah, dan akan berdampak pula pada harga berbagai jenis
barang dan jasa. Kondisi perekonomian akan mengalami goncangan, ketidakstabilan
akan terjadi. Iklim investasi akan menurun, sehingga berpengaruh pada jumlah
pendapatan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk mengatasi
inflasi adalah dengan kebijakan moneter. Seluruh instrumen kebijakan moneter
efektif dalam mengurangi dan mengatasi inflasi.
B.
Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas,
penulis merumuskan saran sebagai berikut.
Pemerintah hendaknya memilih waktu yang tepat untuk
mengeluarkan kebijakan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Jika inflasi terjadi akibat dampak dari kebijakan
pemerintah, diperlukan suatu langkah yang tepat dalam mengatasi inflasi yang
terjadi.
Langganan:
Postingan (Atom)