Minggu, 08 September 2013

Tugas I SDM



MAKALAH
Tugas I
ute logo.jpgMEMBANGUN SDM YANG BERBASIS MADANI DAN IPTEK DI KOTA BATAM





                                            
       DISUSUN OLEH        :
RIZUMI
017407549

PROGRAM STUDI S1
EKONOMI MANAJEMEN
TAHUN 2013

I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang

Masyarakat Madani menjadi wacana yang selalu actual untuk dibicarakan sampai sekarang.  Menurut sejarah, pengembangan Pulau Batam dapat dilihat pada tiga periode yang berbeda yakni periode masa lampau, periode pendudukan kolonial dan periode globalisasi. Perkembangan pulau Batam awalnya berasal dari Pemerintahan Kesultanan yang sekarang telah berbaur dengan Republik Singapura dan kerajaan Malaysia yang terlebih dahulu menganut paham moderat Dengan memiliki visi yaitu  “ Terwujudnya Kota Batam sebagai Bandar Dunia Madani yang Modern dan Menjadi Andalan Pusat Pertumbuhan Perekonomian Nasional ” maka diperlukan langkah-langkah nyata yaitu membangun masyarakat madani dengan  Menumbuh  suburkan kehidupan harmonis dan berbudi pekerti atas dasar nilai multi etnis,multi kultur, multi agama dan melestarikan nilai-nilai seni budaya melayu, kearifan lokal dan memelihara kelestarian lingkungan hidup. Tulisan ini akan membahas permasalahan tersebut. Sehubungan dengan itu, ada dua konsep yang perlu mendapatkan pembahasan yaitu masyarakat madani dan kearifan lokal. Untuk mendapatkan kesamaan pemahaman dan keruntutan pembahasan, tulisan ini diawali dengan pengertian dan karakteristik masyarakat madani, yang dilanjutkan dengan signifikansi kearifan lokal dalam pembangunan masyarakat madani, dan diakhiri dengan upaya-upaya membangun masyarakat madani berbasis kearifan local dan IPTEK dengan rujukan khusus di Kota Batam.


1.2    Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi berkenaan dengan SDM yang berbasis Madani dan IPTEK dikota Batam.
1.3    Metode
Metode yang digunakan dalam tulisan makalah ini adalah studi kepustakaan yaitu dengan meresume berbagai artikel-artikel yang berkaitan tentang Sumber Daya Manusia & IPTEK.


II
PEMBAHASAN MATERI

A.    SEJARAH KOTA BATAM

Sejarah pulau Batam dapat ditelusuri ketika pertama kali Bangsa Mongolia dan Indo-Aryans pindah dan menetap di kerajaan Melayu sekitar tahun 1000 M atau sebelum kerajaan Islam Malaka dan Bintan muncul serta saat datangnya Pemerintahan Kolonial Eropa yang diprakarsai oleh bangsa Portugis, Belanda dan Inggris. Sejak tahun 1513 M, pulau Batam dan Singapura telah menjadi bagian dari kesultanan Johor. Penduduk pulau Batam sendiri berasal dari orang Melayu atau yang lebih dikenal dengan orang Selat atau orang Laut. Mereka menempati wilayah tersebut sejak zaman kerajaan Temasek atau paling tidak dipenghujung tahun 1300 M (awal abad ke-14). Referensi lain menyebutkan, pulau Batam telah dihuni orang Laut sejak 231 M. Ketika Singapura dinamai Temasek yang dikelilingi oleh perairan, wilayah ini telah dijadikan sebagai pusat perdagangan yang dikuasai oleh Temanggung Tempatan (pemimpin wilayah).
Akibat dari pesatnya perdagangan tersebut membuat kerajaan Melayu Johor, Penyengat serta Lingga/Daik menjadi kuat dan mereka memperluas daerah kekuasaan sampai ke kawasan Malaka. Bukan itu saja, pulau Sumatera Bagian timur juga menjadi bagian dari kekuasaan mereka. sampai akhirnya datang bangsa Belanda dan Inggris pada tahun 1824 M, yang kemudian mengambil alih tampuk kekuasaan sekaligus menjadi daerah jajahannya dan muncullah paham politis yang baru . persaingan antara Inggris dan Belanda amatlah tajam dalam upaya menguasai perdagangan di perairan Selat malaka. Bandar Singapura juga maju pesat, mengakibatkan Belanda dengan berbagai cara ingin menguasai perdagangn Melayu dan aktivitas lainnya yang melewati kawasan tersebut. Terjadilah penyusupan tersembunyi yang dilkukan oleh pedagang Singapura. hal ini sangat menguntungkan pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura sebagai gangguan patroli Belanda Pada 17 Maret 1824, Pemerintah Inggris Baron Fagel dari Belanda menandatangani perjanjian London (Anglo-Deutch Tractate berisi : Belanda mengaku kedudukan Inggris di Malaka dan Singapura, sementara itu Bencoolen (Bengkulu, Sumatera) menjadi kekuasaan Belanda sekaligus menguasai kepuluan Riau). Setelah kerajaan Melayu Riau yang berpusat di Lingga berpisah dari Johor, maka yang dipertuan besar bergelar Sultan membagi wilayah administrasi pemerintahan dalam kerajaan Melayu Lingga-Riau menjadi tiga bagian. Yakni kekuasaan Sultan di Daik Lingga, Yang Dipertuan Muda di Penyengat dan Tumenggung di Bulang. Ketiga wilayah ini menjadi satu kesatuan yang utuh dalam menjalankan roda pemerintahan. namun secara umum yang menjadi titik sentral dalam menjalankan roda pemerintahan di kerajaan Melayu dipegang Yang Dipertuan Muda yang berkedudukan di Penyengat. Batam sendiri saat itu, merupakan wilayah kekuasaan Tumenggung, Tumenggung yang pertama di Bulang bergelar Tengku Besar. Sementara yang menjadi Tumenggung terakhir adalah Tumenggung Abdul Jamal. Sebagai pusat kekuasaan dan yang menjalankan roda pemerintahan, pada tahun 1898, Yang Dipertuan Muda yang berpusat di Penyengat, mengeluarkan sepucuk surat yang ditujukan kepada Raja Ali Kelana bersama seorang saudaranya untuk mengelola pulau Batam. bekal surat itulah, Raja Ali Kelana kemudian mengembangkan usahanya di pulau Batam. Salah satunya mendirikan pabrik batu bata. Pada tahun 1965 Temasek melepaskan diri dari Federasi Malaysia (1963-1965) untuk menjadi negara Singapura yang bebas. Pada awal kemerdekaan Indonesia tahun 1945 hingga 1957, Tanjung Pinang dinobatkan sebagai pusat pemerintahan dan bisnis di bagian Timur Sumatera. Tanjung Pinang kemudian ditetapkan sebagai ibukota propinsi Riau yang kemudian diikuti oleh Pekanbaru yang terletak di Sumatera. Semenjak itu, Tanjung Pinang resmi menjadi ibukota Kabupaten Kepuluan Riau yang melingkupi 17 kecamatan termasuk di antaranya pulau Batam. 

B. STRATEGI PEMBANGUNAN KOTA BATAM


Selanjutnya Misi Pembangunan Kota Batam tersebut diterjemahkan dalam Strategi Dasar Pembangunan dan Strategi Bidang Pembangunan Kota Batam yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : 
Strategi Dasar Pembangunan Kota Batam adalah :
a.       Menciptakan, menjaga, memupuk dan mengoptimalkan manfaat dan kesempatan yang ada dari keunggulan lokal yang dimiliki Batam.
b.       Memanfaatkan era globalisasi agar dapat meningkatkan daya saing Batam di pasar dunia.
c.        Menciptakan peluang-peluang ekonomi di bidang industri, perdagangan, pariwisata, kelautan dan ahli kapal.
d.      Menjadikan Kota Batam sebagai Free Trade Zone dan Free Port dengan semangat Otonomi Daerah dalam rangka memantapkan peranannya sebagai mesin penggerak pembangunan Indonesia Bagian Barat.
e.        Meningkatkan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. 
f.        Meningkatkan pelayanan publik yang kondusif. 
Dalam Rangka itu, maka kebijaksanaan umum pembangunan Kota Batam ke depan adalah : 
ü  Meningkatkan mutu sumber daya manusia daerah, terutama agar dapat mengisi peluang usaha yang ada, melalui :
ü  Meningkatkan dan mengembangkan kualitas pendidikan jalur sekolah agar sejalan dengan pertumbuhan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berwawasan IPTEK dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja
ü  Mengembangkan pendidikan jalur luar sekolah dan pelatihan agar memiliki link and match dengan kebutuhan pasar tenaga kerja serta kebutuhan pembangunan. 
ü  Mengembangkan aspek sosial budaya masyarakat dalam rangka membangun dan mengembangkan nilai-nilai sosial baru yang berkenaan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, seperti pengembangan wawasan, etos kerja dan semangat berkarya. 
ü  Meningkatkan pendidikan agama, serta meningkatkan apresiasi kesenian dan budaya daerah, untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berwawasan iman dan taqwa (IMTAQ).
Mengembangkan potensial ekonomi rakyat dan potensi perekonomian daerah dengan mengkaitkan ekonomi antara pusat-pusat pertumbuhan dengan daerah belakangnya (Hinterland), melalui :
ü  Mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi baru yang berskala kecil dan menengah oleh masyarakat yang berada di daerah hinterland sesuai dengan kondisi dan potensi sumber daya alam yang tersedia.
ü  Mengembangkan kemitraan atas dasar saling membutuhkan dan saling menguntungkan antara usaha-usaha yang ada di Pulau Batam dengan usaha-usaha ekonomi masyarakat yang berada di daerah hinterland.
ü  Mengembangkan usaha-usaha ekonomi masyarakat di daerah hinterland agar lebih diversifikatif, melalui perluasan akses terhadap permodalan, informasi pasar, teknologi tepat guna dan aset produksi lainnya.
Mengembangkan fasilitas/utilitas serta rekayasa sosial melalui : 
ü  Meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat memahami arah dan gerak pembangunan yang sedang dan akan berkembang pada masa yang akan datang. v 2. Revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam masyarakat agar dapat dimanfaatkan untuk lebih memacu dan mendorong bagi aktifitas, kreatifitas, inovasi dan motivasi masyarakat
ü  Menumbuhkembangkan kelembaban lokal masyarakat agar dapat berfungsi dan berperan secara optimal dalam pembangunan
ü  Memberdayakan masyarakat miskin dengan mengembangkan ekonomi kerakyatan.
Mengembangkan infrastruktur fisik kota, melalui : 
ü   Meningkatkan kemampuan infrastruktur fisik kota Batam baik kualitas maupun kuantitas secara merata keseluruh daerah Kota Batam, terutama didaerah hinterland yang relatif masih tertinggal
ü  Mengembangkan infrastruktur fisik kota yang sesuai dengan daya dukung yang ada dan mengacu pada Rencana Tata Ruang Daerah Kota Batam yang berwawasan lingkungan. 
ü  Membangun fasilitas kota untuk meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat agar tercipta ketertiban, keamanan ketertiban, ketentraman dan kemudahan bagi masyarakat.
Menciptakan situasi yang kondusif untuk peningkatan investasi strategis melalui :
ü   Melaksanakan program kerjasama dengan berbagai bentuk kegiatan yang diupayakan sedemikian rupa antara forum kemuspidaan dengan pihak TNI, aparat kepolisian, masyarakat serta organisasi kemasyarakatan lainnya yang ada di kota Batam
ü   Melakukan pembangunan perlindungan masyarakat yang diwujudkan dengan pengembangan kemampuan masyarakat secara terorganisir untuk berperan aktif dalam menjaga KAMTIBMAS
ü  Meningkatkan kekuatan dan kemampuan segenap komponen kekuatan pertahanan Kota Batam sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikelola secara profesional, agar terwujud keamanan yang dapat menjaga situasi Kota Batam lebih kondusif.








III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kearifan lokal yang terdapat dalam budaya lokal mengandung nilai-nilai yang relevan dan berguna bagi pembangunan masyarakat madani. Pembangunan masyarakat madani berbasis kearifan lokal dapat dilakukan dengan merevitalisasi budaya lokal. Untuk mewujudkan masyarakat madani berbasis kearifan lokal di Kota Batam memerlukan adanya pengertian, pemahaman, kesadaran, kerja sama, dan partisipasi seluruh elemen masyarakat Batam. semoga dapat mewujudkan visi Batam yang berbasis Madani & IPTEK, Maju, dan Sejahtera.
B.     Saran
Dalam memandang masa depan Batam, tidak sejogyanya menyamaratakan Batam dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Potensi dan peluang-peluang yang ada tidak dapat dimanfaatkan jika dikelola hanya dengan pendekatan tradisional seperti daerah-daerah lainnya di Indonesia. Para stakeholder di Batam dituntut agar mempunyai wawasan dan visi yang mampu membawa Batam ke masa depan dengan wacana Internasional. Atau dengan kata lain, tidak dapat dengan kebiasaan dan cara piker yang hanya bersifat kedalam (inward looking). Pendirian pusat promosi ekspor dan investasi se-Sumatera di Batam akan menjadikan Batam sebagai pintu gerbang promosi produk-produk dan investasi se-Sumatera. Pusat ini dapat juga berfungsi sekaligus sebagai pusat perdagangan komoditi.






1 komentar: